03 Desember 2015

((TOLONG DIBACA DAN SHARE YA)) SURAT DARI SEEKOR KUCING LIAR''((TOLONG JANGAN SAKITI KAMI))''JIKA TIDAK BISA MENYANYANGI KAMI PLEASE,PALING TIDAK JANGAN SAKITI KAMI !!!!!





Sebuah Surat Dari Seekor Kucing, Diambil dari FB seorang penyayang kucing.
Salam saudaraku….
Maaf jika tulisanku ini mengganggumu. Tetapi saya tak dapat bercerita segera pada kalian. Saya cuma dapat menulis di secarik kertas lusuh ini.

Tempo hari saya tengah jalan serta lihat rekanku berlindung di suatu benda besar. Benda itu mempunyai 4 roda, serta nampaknya terbuat dari besi yang sangatlah berat. Saya tidak paham nama dari benda itu. Namun benda itu sudah membunuh rekanku. Saat benda itu mundur, rekanku terhimpit benda itu.

Benda itu pergi, lantas saya cepat-cepat lari hampiri rekanku. Saya memanggilnya tetapi Ia cuma terdiam. Saya lihat darah keluar dari kepala serta lehernya. Saya menjilati darah rekanku sembari menangis hingga ada seseorang manusia yang mengubur rekanku serta menyuruhku pergi dari tempat itu. Begitu sebaiknya manusia itu. Saya akan tidak pernah melupakannya yang sudah membantu sahabatku.

Saya kembali jalan serta lihat tempat sampah di depanku. Kalian menyebutnya tempat sampah. Tetapi bagiku ini yaitu tempat mencari makan. Sekurang-kurangnya kami tak perlu membayar untuk memperoleh sebagian potong ayam basi. Oh, nyatanya ditempat makan ini tak ada makanan.
Saya selalu jalan sembari menelusuri tiap-tiap tempat sampah yang ada. Saya lapar, tetapi saya cuma dapat mengais tempat ini. Misal saja sahabatku masih tetap hidup. Ia juga bakal sangatlah menghiburku.

Pada akhirnya saya memperoleh sepotong ayam. Walau tinggal tulang, saya sangatlah bersukur. Tetapi mendadak ada jantan lain yang mencakar punggungku serta merebut makananku. Ya, kami memanglah mesti berkelahi untuk memperoleh makanan serta seekor betina. Saya cuma merelakannya serta mengais tempat makan yang lain.
Saya temukan ayam lagi, serta yang ini semakin besar! Saya sangatlah bersukur serta bahagia. Tetapi ada seseorang manusia yang datang serta menendang kepalaku. Saya segera lari membawa ayam itu serta menikmatinya ditempat yang aman.

Kepalaku masih tetap merasa sakit sekali lantaran sepakan manusia tadi. Tetapi saya tak dapat berbuat apa-apa. Saya hanya seekor kucing yg tidak disenangi banyak manusia.
Kadang-kadang saya berpikir bahwa jadi manusia enak sekali. Kalian dapat mencari makanan yang layak serta bergizi. Kalian dapat juga hidup berbarengan juga sebagai keluarga.
Saya pulang dengan menenteng bekas ayam di mulutku. Ya, saya berniat tersisa ayam tadi untuk anak serta istriku terkasih.

Demikian hingga, istriku katakan bahwa anak kami dipisahkan dari kami oleh seseorang manusia. Istriku tidak paham kemana anak-anak kami dibawa. Kami cuma dapat menangis. Seperti kalian, kami juga mau lihat anak kami tumbuh besar serta sehat. Tetapi itu cuma tinggal yang dimimpikan semata.
Kadang-kadang saya terasa iri dengan kucing-kucing yang dipelihara oleh manusia. Mereka memperoleh kasih sayang yang besar serta makanan yang layak. Tetapi kucing-kucing itu yaitu bule yang bulunya panjang, lebat, serta halus. Ya saya juga sebagai kucing kampung cuma dapat lihat mereka dari jauh.
Serta umumnya kucing ras semakin banyak disenangi oleh manusia, daripada kami kucing kampung, ya kami akui kungkin lantaran kami kotor serta tak lucu, tak seperti mereka kucing ras,
Bila saya mesti berhenti serta mengais pada tiap-tiap tempat sampah, kucing peliharaan cuma tinggal berteriak kelaparan serta majikannya bakal berikan makanan.
Pernah satu saat saya berupaya mencicipi makanan mereka, tetapi saya ditimpuk dengan batu oleh majikan mereka.

Saat lihat manusia makan ikan, saya menghampirinya. Saya mengharapkan mereka bakal memberi rasa iba terhadapku.
Tetapi saya ditendang lagi. Terasa sangatlah sakit. Saya segera pergi serta cuma dapat berdoa supaya manusia itu selekasnya beralih.

Kita keduanya sama makhluk ciptaan Tuhan, tetapi kenapa kalian demikian tidak suka pada kami? Ya, badan kami penuh luka serta menjijikan. Kami memanglah mesti berjuang untuk anak-anak serta istri kami. Memanglah bukan dengan pergi ke kantor, namun dengan mencari makanan. Kenapa kalian demikian angkuh pada kami? Walau sebenarnya kami tak pernah menendang atau membalas seluruhnya perbuatan kalian.

Saat ini, saya ingin menyebrang. Ini bertaruh pada hidup serta mati. Demikian banyak benda yang serupa dengan pembunuh rekanku. Bila saya tak selamat dalam penyebrangan ini, saya cuma dapat mengharapkan anak-anak serta cucu-cucuku memperoleh perlakuan yang layak dari kalian.
Agar saya saja yang terima perlakuan malang ini. Tolong jagalah serta kasihi keturunanku ya manusia. Mudah-mudahan dengan surat ini kalian tahu seberapa besar penderitaan kami.
Selamat tinggal serta terimakasih lantaran telah membaca suratku.

0 komentar

Posting Komentar